Friday, April 29, 2011

copet, kepepet, ngepet

Kamis, 28 April 2011. Sekitar pukul 16.00 saya dan Icha pergi cari makan di daerah Seturan, kita mau makan rujak petis. Rujak petis itu adalah makanan khas Jawa Timur. Seperti ini penampakannya

Enak banget rujak petis ini, apalagi kalo pedes, hmmm..
Kok malah nyritain makanan sih, bukan tentang itu yang akan saya ceritakan kali ini. Lhawong judulnya aja Copet :)

Ok, saya mulai cerita *sambil nyruput kopi dan bakar rokok.

Setelah pulang dari makan rujak petis, saya dan Icha mau ke Jembatan Selokan Mataram yang arah ke Maguwo, yang biasa buat latihan Climbing tu lho. Saya mau nge check situasi dan kondisi sungai, karena rencananya besok mau ngajakin Justice latihan berenang disitu. Yang belum tau, Justice adalah anjing Golden Retriever.

Kita berdua naik motor Vega, saya yang di depan, Icha bonceng. Icha di belakang sambil megang HP dan dompetnya. Beberapa meter sebelum nyampe jembatan, ada 2 orang berboncengan naik motor matic warna hijau menguntit, gerak geriknya aneh, saya mengendarai motor dengan kecepatan 30km/jam, tapi si motor matic itu di belakang motor saya juga pelan, ke samping saya. Lalu mereka ternyata menyalip saya, eeee.. tak disangka, ibu dan anaknya yang mengendarai motor tepat 5 meter di depan saya teriak "Wooo... dasar". Ternyata mereka yang tadi menguntit di belakang saya adalah Copet. Lalu saya mendatangi ibu dan anaknya, (keadaan masih di atas motor)
Saya : Kenapa bu? Ada yang diambil?
Ibu : enggak mas, untung gak keambil (dengan agak gugup, karena sedang mengendarai motor)
Alhamdullilah (kata saya dalam hati)
Saya : Yaudah bu, dompetnya di taruh tas aja.
Ibu : Iya mas, makasih.

Si ibu ternyata menaruh dompetnya di kantong depan bawah stang motor maticnya.
Bener-bener copet brengsek, untung aja si copet gak berhasil nyopet. Padahal masih sore dan kondisi jalan gak terlalu sepi, berani-beraninya mereka beraksi. Emang kalo udah mental copet, mau kapanpun, dimanapun kalo ada kesempatan, ya beraksi.

Saya berpikir, kenapa tadi mereka gak jadi nyopet HP dan dompet Icha ya? hmmm.. Apa mungkin mereka tau saya cowok, yang mukanya lumayan sangar, dengan kumis dan jenggot? :) Hanya si copet lah yang tau kenapa mereka gak jadi nyopet saya dan Icha.

Pelajaran yang bisa diambil dari kejadian di atas adalah, jangan sekali-kali SMSan atau twitter-an, di atas motor, jangan menaruh HP, dompet atau barang yang berharga di tempat yang mudah dijangkau copet. Karena copet tidak pandang waktu dan keadaan saat beraksi. Iya kalo cuma barangnya aja yang diambil, tapi kalo sampe kita jatuh dari motor dan bla bla bla... Waah, bisa rugi kan kita.

Pokoknya, jangan kasih mereka kesempatan untuk memikirkan niat jahat, sebelum mereka berpikir, kita harus lebih pintar berpikir.

Kenapa mereka nyopet? Mungkin karena kepepet, dan itu sangat ngepet sekali menurut saya.
Sangat meresahkan masyarakat kan keberadaan copet? Selain koruptor, salah satu yang harus di berantas adalah copet. Karena sangat meresahkan dan mengganggu.

Harap berhati-hati dengan barang bawaan anda saat berkendara.

tentang el Classico Semifinal UCL Leg 1

Saya terangkan dulu, bahwa saya adalah pendukung Arema Malang, dan penyuka Manchester United. Kali ini saya akan sedikit ber argumen tentang beberapa kejadian di pertandingan semifinal UCL antara Real Madrid vs Barcelona di Santiago Bernabeu (kandang Madrid).

Terus terang saya agak ngantuk nonton pertandingan yang dijuluki "El Classico" itu, kenapa? Pertandingan monoton, sampe menit ke-24 baru ada peluang, entah peluang siapa saya sampe lupa. Madrid dengan strategi bertahan, dan  Barca dengan teknik tiki-taka nya yang terkenal itu. Saya juga tidak terlalu tertarik memperhatikan teknik kedua tim. Yang paling menyita perhatian saya apa? Sepakbola bukan hanya sekedar taktik, strategi bermain, dan teknis saja, akan tetapi juga kemampuan para pemain untuk berpura-pura, mencoba mengelabui, dan intimidasi. Berapa kali saya lihat pemain berpura-pura sakit? Berapa kali pemain Barca mengerubungi wasit? bisa 6-7 pemain mengerubungi wasit. Untuk apa mereka mengerubungi wasit??

Busquet guling-guling sambil megangin muka, padahal Marcello tidak menyentuh muka Busquet, Marcello menyentuh dada Busquet. Dan yang paling bikin saya tercengang, setelah melihat kejadian Pepe-Alves. Saya tidak memasalahkan kartu merah, memang kaki Pepe terlalu tinggi dan itu membahayakan lawan, kalo Alves tidak menarik kakinya, bisa ancur itu kakinya. Tapi dalam kejadian itu Pepe sama sekali tidak menyentuh kaki Alves. Alves sempat guling-guling dan ditandu keluar lapangan, and then... beberapa menit kemudian sudah berlari dengan sehatnya di lapangan. :)  Lihat video ini pepe-alves.  Pasti para pemain sepakbola dunia juga akan mengecam hal ini, apalagi defender-defender kelas dunia, seperti kata Rio Ferdinand -@rioferdy5- di akun resmi twitternya, dan beberapa pemain lainnya.

Beberapa pemain Madrid pun beberapa kali juga melakukan kenakalan. Biarlah para pendukung Madrid atau Barca yang menilai. Saya hanya mencermati beberapa hal di atas.

Teknik tiki-taka bukan yang terbaik, pasti ada teknik lain yang bisa mengalahkan Barca dengan tiki-taka nya. Dan teknik tiki-taka bukanlah segalanya. Dan maaf seribu maaf untuk fans Barca di seluruh Jagad Raya sepakbola. Saya tidak suka permainan Barca, tiki-taka, dan teknik apalah itu namanya, saat melawan Real Madrid kemarin.

Semua penyuka atau penggemar sepakbola boleh berpendapat apapun, dari sudut manapun. Dan ini adalah pendapat saya.

Bravo sepakbola Indonesia :)